Makam Syekh Abdul Hamid Abulung Martapura Kalimantan Selatan

MAKAM SYEKH ABDUL HAMID ABULUNG
Alamat di Desa Sungai Batang Kec. Martapura Barat

Riwayat singkat Syekh Abdul Hamid Abulung
Sampai sekarang belum ditemukan ahli sejarah yang menulis atau mencatat dengan jelas riwayat hidup Syekh Abdul Hamid Abulung atau yang dikenal juga dengan sebutan Datu Abulung. diberi gelar dengan Datu Abulung karena ia tinggal dan dimakamkan di Desa Abulung Martapura. Namun, cerita yang di dapatkan tentang hal ihwal Beliau ini hanya melalui penuturan atau cerita dari beberapa tokoh masyarakat yang didengar dari guru-guru atau orang-orang tua yang menceritakannya kembali secara turun-temurun.
Menurut salah satu hikayat yang diperoleh bahwa Abdul hamid Abulung adalah urang buana (keturunan asli Banjar), namun tidak diketahui dengan jelas berasal dari kampung mana dan keturunan siapa. Hal ini disebaban karena ia adalah orang yang berkelana. 
Terdapat cerita masyhur yang tersebar di masyarakat sekarang bahwa Syekh Abdul Hamid Abulung adalah seorang yang mempunyai ilmu oengetahuan yang sangat tinggi di bidang ilmu tasawuf dan ilmu hakikat, bagi orang awam yang belum menguasai tingkatan-tingkatan ilmu tasawuf dan tauhid akan kebingungan apabila mendengar penuturan-penuturan yang disampaikannya, bahkan sampai ada masyarakat yang mengatakan bahwa ia menyebarkan dan mengajarkan satu paham yang sesat.
Ilmu yang diajarkan oleh Syekh Abdul Hamid Abulung kepada orang awam sangat berbeda dari pelajaran biasa dan telah dikenal masyarakat selama ini. Syekh Abdul hamid mengajarkan dan memfatwakan bahwa:
Tiada yang Maujud hanya Dia
Tiada Maujud lain-Nya
Tiada aku melinkan Dia
Dia adalah Aku
Aku adalah Dia
Dalam pelajaran yang disampaikan Syekh Abdul Hamid juga diajarkan bahwa Syariat yang diajarkan selama ini adalah kulit, belum sampai kepada isi (hakikat). Sedangkan pelajaran yang selama ini diyakini masyarakat umum, yaitu:
Tiada yang berhak dan patut disembah Hanya Allah
Allah adalah Khalik dan Selain-Nya adalah makhluk
Tiada sekutu bagi-Nya
Ajaran inilah yang dikatakan Syekh Abdul Hamid hanya kulit belum sampai pada isi (hakikat). Ajaran Syekh Abdul Hamid merupakan pengaruh ajaran dan pemahaman sebagian tokoh-tokoh ahli tasawuf terdahulu, seperti:
- Abu Yazid Al-Busthami (w 874)
- Husein bin Manshur Al-Hallaj (858-922)
- Syekh Hamzah Fansuri
- Syekh Syamsuddin di Sumatera
- Syekh Siti Jenar di Pulau Jawa
Ajaran inilah yang akhirnya membawa Syekh Abdul Hamid kepada kematian. Kematian yang juga dirasakan oleh Manshur Al-Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Suatu kematian yang diputuskan oleh Sultan yang berkuasa saat itu atas dasar kepentingan keselamatan orang banyak dan sudah merupakan tugas seorang pemimpin adalah untuk menjaga akidah rakyatnya dari kesesatan serta untuk keselamatan dan kemaslahatan rakyatnya di masa itu.
(Dikutip dari Tim Sahabat, Manakib Syekh Abdul Hamid Abulung, Kandangan: Sahabat, 2006)


Guru, Husni, Aman, Japang, n tukang kodak menyebrang sungai terlebih dahulu menggunakan kapal untuk mencapai makam.

 
Letak makam Syekh Abdul Hamid Abulung terletak di seberang sungai Martapura

Kubah Makam Syekh Abdul Hamid Abulung

 Peserta Jiarah Makam Para Aulia Allah







Comments