Benteng Oranje Nassau (Benteng Emas) Pengaron

Benteng Oranje Nassau / Benteng Emas Pengaron

Eksplorasi batu bara di Pengaron merupakan pertambangan yang pertama yang berhasil dilakukan Belanda di wilayah Kalimantan, bahkan di Indonesia. Langkah awal yang diambil pemerintah Belanda ialah dengan menyewa tanah apanase milik Pangeran Mangkubumi Kencana pada masa Sultan Adam masih bertahta, sebesar 10.000 golden setahun di daerah Pengaron.
Pada 28 September 1849 Gubernur Jendral Jan Jacoh Bochusson datang ke Pengaron yang saat itu masuk Keresidenan Kayutangi di wilayah Kesultanan Banjar untuk meresmikan pembukaan tambang batu bara Hindia Belanda pertama yang dinamakan Tambang Batu Bara Oranje Nassau “Benteng Emas” yang mana seluruh hasil tambangnya digunakan untuk angkatan laut Belanda.
Di masa Kerajaan Banjar masih berdiri, Pangeran menjadi salah satu kewedanan Kayutangi sebagai pusat dagang Belanda. Sejak Kompeni berperilaku culas, Pangeran Antasari menjadikan wilayah ini sebagai basis perang terbuka. Sebuah surat dilayangkan Pangeran Antasari kepada Kolonel Van Verspyek yang memintanya menyerah.
Bunyinya “Dengan tegas kami terangkan kepada tuan, kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka kemerdekaan.”
Peristiwa perang Banjar yang berlangsung mulai tahun 1859 sampai dengan 1905 konon diawali dengan penyerbuan dan pengepungan pejuang-pejuang masyarakat Banjar dibawah pimpinan Pangeran Antasari bersama panglima perangnya Demang Lehman dan sekitar 300 orang laskar atas persetujuan Sultan Hidayatulah melakukan penyerangan terhadap daerah pertambangan batu bara Oranje Nassau pada pagi-pagi buta tanggal 28 April 1859. Pertemuran berlangsung hingga pukul 14.00 siang. Baik pihak Pangeran Antasari maupun pihak Belanda berjatuhan korban.
Saat itu Pengaron dikepung rakyat Laskar Antasari. Beeckman, komandan utama di Benteng dan tambang batu bara Oranje Nassau sangat khawatir karena persediaan makanan sudah menipis, ia pun segera mengirim kurir, namun kurir itu dapat dibunuh oleh laskar Pangeran Antasari.
Ketika keadaan di luar tambang dan di luar benteng Belanda di Pengaron sudah dapat dikuasai laskar Pangeran Antasari. Dua puluh orang bersenjata parang menyelinap ke dalam pos dan benteng tambang batu bara Oranje Nassau Pengaron, namun sayangnya diketahui musuh dan semuanya gugur terbunuh.
Pangeran Antasari sebagai pimpinan laskar perlawanan mengirim surat kepada Beeckman agar ia menyerah. Dalam kondisi seperti itu pemerintah Belanda menganggap Pangeran Antasari berbahaya sehingga dianggap pemberontak yang dikenai ‘premie’ atau harga kepala 10.000 golden untuk menangkapnya hidup atau mati.
Pangeran Antasari berhasil menghancurkan benteng dan menewaskan perwira Belanda dalam serbuan ini. Seakan menjadi semangat perjuangan Rakyat Banjar, sejak itulah konfrontasi pecah dimana-mana.
   

Rambu-rambu di Pengaron yang menunjukkan lokasi Benteng

 Tugu yang menceritakan sekilas sejarah Benteng Oranje Nassau

 Sisa puing reruntuhan benteng

 Sisa reruntuhan benteng

lubang persembunyian tentara Belanda.

 Lubang yang dulu digunakan para tentara Belanda untuk bersembunyi dari Laskar Antasari

 Benteng yang dibangun kini tinggal reruntuhan, karena dihancurkan oleh para pejuang Laskar Antasri




Batu bata yang digunakan untuk membangun benteng

 Lubang persembunyian Belanda kini tertutup oleh air.

Benteng Oranje Nassau (Benteng Emas) beralamat di Lubang Putaran Bawah Jati Desa Pengaron RT. 03 Kec. Pengaron Kab. Banjar Kalimantan Selatan.


Comments

  1. wah2 sekarang benteng banjir kh, tepampan pang ruang bawah tanah dan lorong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. yups, kayakx tetutup pas musim hujan punk, ,

      Delete
  2. Kemaren barusan kebenteng ini setelah lama penasaran. Memang lokasinya agak membingungkan karena tidak ada papan penunjuk jelas. Setelah tanya2 warga sekitar pasar Pengaron ternyata lokasinya cukup dekat. Syukurlah pemerintah sekarang menjadikannya cagar budaya sehingga terlindungi (semiga kedepannya sampai kefisik atau revitalisasi). Banyak yg perlu dibenahi dari kawasan ini seperti fasilitas umum dll. Kemudian arah penunjuk benteng. Sepanjang perjalanan yang saya temui cuma satu itupun cuma di jl.A.Yani yg notabene tergolong jauh. Namun dari kekurangan pengelolaannya oleh pemerintah saya ta1ljub melihat benteng ini meskipun masih tersisa sedikit. Semoga pemerintah lebih agresif dalam kepariwisataan jadi tidak melulu tambang yang ada di Pengaron.
    Ada yg tahu nggak kalau di Desa Benteng itu sebenarnya ada benteng yg lain atau ada situs lainnya?

    ReplyDelete

Post a Comment