Oleh
: Mandala Putra
Senin 20 Mei 2013
FILSAFAT UMUM
PERKEMBANGAN FILSAFAT SETELAH
MASA MODERN
(FILSAFAT POSTMODERN)
A. Pengertian
Post Modernisme
Postmodernisme adalah faham yang berkembang setelah
era modern dengan modernisme-nya. Postmodernisme bukanlah faham tunggal sebuat teori,
namun justru menghargai teori-teori yang bertebaran dan sulit dicari titik temu
yang tunggal.Banyak tokoh-tokoh yang memberikan arti postmodernisme sebagai
kelanjutan dari modernisme. Namun kelanjutan itu menjadi sangat beragam. Bagi Lyotard dan Geldner, modernisme adalah pemutusan secara
total dari modernisme. Bagi Derrida, Foucault dan Baudrillard, bentuk radikal dari kemodernan yang akhirnya bunuh diri
karena sulit menyeragamkan teori-teori. Bagi David
Graffin,
Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari moderinisme. Lalu bagi Giddens, itu adalah bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan
menjadi bijak. Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu tahap dari modernisme yang belum selesai.
Berdasarkan asau usul kata, Post-modern-isme, berasal dari
bahasa Inggris yang artinya faham (isme), yang berkembang setelah (post)
modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk
menunjukkan reaksi dari moderninsme. Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn Bee
dalam bukunya Study of History pada tahun 1947. Setelah itu berkembanga dalam
bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya
sendiri-sendiri.[1]
Postmodernisme
adalah sebuah term atau istilah yang rumit. Suatu hal yang sulit, bila tidak
bisa dikatakan mustahil, untuk menjelaskan postmodernisme. Tidak hanya
postmodernisme bisa ditemukan dalam berbagai hal (seperti dalam seni, arsitekur,
studi literatur, dan ilmu sosial), namun juga dalam berbagai hal tersebut
postmodernisme dimengerti dan dijelaskan dengan berbagai cara yang berbeda.
Apabila kita berbicara mengenai pengertian postmodernisme, maka akan
beragam definisi yang bisa ditemukan. Mengenai beragamnya definisi
postmodernisme, Kvale (2006) berpendapat bahwa istilah postmodernisme, yang
berasal dari istilah posmodern, dapat sangat luas, kontroversial, dan
ambigu.Hal ini terlihat dari pembagian pengertian yang Kvale lakukan
untuk membedakan istilah postmodern, yaitu :
-
Postmodernitas yang berkaitan dengan era posmodern.
Satu pendapat mengatakan bahwa
post-modernitas adalah suatu kondisi atau keadaan; perhatiannya kepada
perubahan pada lembaga-lembaga dan kondisi-kondisi, seperti ekonomi, politik,
dan kultural (Giddens 1990; Jenkins, 1995: 6). Postmodernitas adalah kondisi dimana
masyarakat tidak lagi diatur oleh prinsip produksi barang, melainkan produksi
dan reproduksi informasi dimana sektor jasa menjadi faktor yang paling
menentukan. Masyarakat adalah masyarakat konsumen yang tidak lagi bekerja demi
memenuhi kebutuhan, melainkan demi memenuhi gaya hidup.[2]
- Posmodernism
yang berkaitan dengan ekspresi kultural era postmodern. Pemikiran posmodern, atau wacana, yang
berkaitan dengan refleksi filosofis dari era dan budaya postmodern.
Postmodernisme adalah
perubahan-perubahan intelektual ekspresif pada level teori; pada estetika,
sastra, filsafat politik atau sosial yang secara sadar menjawab kondisi-kondisi
postmodernitas, atau yang mencoba bergerak melampaui atau melakukan kritik
terhadap modernitas.[3]
B. Perbedaan Antara Modern dan
Postmodern.
Pemikir evalengical, Thomas Oden, berkata bahwa periode
modern dimulai dari runtuhnya Bastille pada tahun 1789 (Revolusi Perancis) dan
berakhir dengan kolapsnya komunisme dan runtuhnya tembok berlin pada tahun
1989.
Modernisme adalah suatu periode yang mengafirmasi
keeksistensian dan kemungkinan mengetahui kebenaran dengan hanya menggunakan
penalaran manusia. Oleh karena itu, dalam arti simbolik penalaran menggantikan
posisi Tuhan, naturalisme menggantikan posisi supernatural.
Modernisme sebagai pengganti dinyatakan sebagai penemuan
ilmiah, otonomim manusia, kemajuan linier, kebenaran mutlak (atau kemungkinan
untuk mengetahui), dan rencana rasional dari social order Modernisme dimulai
dengan rasa optimis yang tinggi.
Sedangkan postmodernisme adalah sebuah reaksi melawan
modernisme yang muncul sejak akhir abad 19. Dalam postmodernisme, pikiran
digantikan oleh keinginan, penalaran digantikan oleh emosi, dan moralitas
digantikan oleh relativisme. Kenyataan tidak lebih dari sebuah konstruk sosial;
kebenaran disamakan dengan kekuatan atau kekuasaan. Identitas diri muncul dari
kelompok. Postmodernisme mempunyai karakteritik fragmentasi (terpecah-pecah
menjadi lebih kecil), tidak menentukan (indeterminacy), dan sebuah
ketidakpercayaan terhadap semua hal universal (pandangan dunia) dan struktur
kekuatan.
Modernisme dan postmodernisme, tidak sekedar aliran filsafat
dan teori soisal yang hanya berorientasi pada konsep, system dan metode saja.
Para pemikir modernism kontemporer seperti Karl Popper, Houston Smith dan
Habermas, tidak menganggap penting soal timbulnya gerakan postmodernisme.
Mereka tetap yakin akan kekuatan gerakan modernisme bahwa : modernitas masih
mampu membimbing kehidupan kontemporer sampai jangka waktu yang tidak bisa
ditentukan. Lebih dari itu, modernitas mempunyai akar filosofis yang lebih
jelas.
Sementara itu, postmodernisme merupakan antithesis dari
modernisme. Hamper semua istilah yang diajukan oleh postmodernisme adalah
antonimasi terma modernism. Berikut ini beberapa istilah yang biasa
dipergunakan oleh kedua aliran tersebut :[4]
MODERNISME
|
POSTMODERNISME
|
Sentralisasi
Pertarungan Kelas
Konstruksi
Kultur
Hermeneutis
Budaya Tinggi
Hierarki
Industri
Teori
Kekuatan Negara
Agama
Legitimasi
Konsensus
Budaya tradisional
Kontinuitas
|
Desentralisasi
Pertarungan Etnis
Dekonstruksi
Sub-kultur
Nihilisme
Budaya Rendah
Anarki
Pasca-industri
Paradigma
Kekuatan Bersama (Civil Society)
Sekte-sekte
Delegitimasi
Dekonsensus
Liberalisme
Diskontinuitas
|
C.
Lahirnya Postmodernisme
Post modernisme (postmo) adalah gerakan
untuk melawan, bahkan menolak arus utama modernisme, ada pula yang
mengganggapnya sebagai anti-modernisme dan anti-positivisme.
Dalam situs http://en.wikipedia.org/wiki/Postmodernism menyebutkan bahwa ;
Istilah postmodernisme dibuat pada
akhir tahun 1940 oleh sejarawan Inggris, Arnold Toynbee. Akan tetapi istilah
tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh kritikus seni dan teori asal
Amerika, Charles Jencks, untuk menjelaskan gerakan antimodernisme.
Jean-Francois Lyotard, dalam bukunya The Postmodern Condition: A Report on
Knowledge (1979), adalah salah satu pemikir pertama yang menulis secara lengkap
mengenai postmodernisme sebagai fenomena budaya yang lebih luas. Ia memandang
postmodernisme muncul sebelum dan setelah modernisme, dan merupakan sisi yang
berlawanan dari modernisme.[5]
Hal ini diperkuat oleh pendapat Flaskas (2002) yang mengatakan bahwa
postmodernisme adalah oposisi dari premis modernisme. Beberapa di antaranya
adalah gerakan perpindahan dari fondasionalisme menuju anti-fondasionalisme,
dari teori besar (grand theory) menuju teori yang spesifik, dari sesuatu yang
universal menuju ke sesuatu yang sebagian dan lokal, dari kebenaran yang
tunggal menuju ke kebenaran yang beragam. Semua gerakan tersebut mencerminkan
tantangan postmodernist kepada modernist. Sedangkan Adian (2006) menangkap adanya
gejala “nihilisme” kebudayaan barat modern. Sikap kritis yang bercikal bakal
pada filsuf semacam Nietzsche, Rousseau, Schopenhauer yang menanggapi
modernisme dengan penuh kecurigaan. Sikap-sikap kritis terhadap modernisme
tersebut nantinya akan berkembang menjadi satu mainstream yang dinamakan
postmodernisme.[6]
D. Perkembangan Sejarah dan Tokoh-tokoh
Postmodern
Pada awalnya, kata postmodern tidak muncul dalam filsafat
ataupun sosiologi. Wacana postmodern ini pada awalnya muncul dalam arsitektur
dan kemudian juga dalam sastra. Arsitektur dan sastra ‘postmodern’ lebih
bernafaskan kritik terhadap arsitektur dan sastra ‘modern’ yang dipandang
sebagai arsitektur totaliter, mekanis dan kurang human. Akhirnya, kritik
terhadap seni arsitektur dan sastra modern ini menjadi kritik terhadap
kebudayaan modern pada umumnya yang dikenal sebagai era postmodern.
Benih posmo pada awalnya tumbuh di lingkungan arsitektur. Charles Jencks dengan bukunya The Language of Postmodern Architecture (1975) menyebut post modern sebagai upaya mencari pluralisme gaya arsitekture setelah ratusan terkukung satu gaya. Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, pukul 3:32 sore. Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap sebagai lambang arsitektur modern. Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenovasi bangunan tsb. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli 1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa peledakan ini menandai kematian modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan sosiologi. Postmodern akhirnya menjadi kritik kebudayaan atas modernitas. Apa yang dibanggakan oleh pikiran modern, sekarang dikutuk, dan apa yang dahulu dipandang rendah, sekarang justru dihargai.
E. Asas-asas pemikiran Postmodernisme
Benih posmo pada awalnya tumbuh di lingkungan arsitektur. Charles Jencks dengan bukunya The Language of Postmodern Architecture (1975) menyebut post modern sebagai upaya mencari pluralisme gaya arsitekture setelah ratusan terkukung satu gaya. Postmodernisme lahir di St. Louis, Missouri, 15 Juli 1972, pukul 3:32 sore. Ketika pertama kali didirikan, proyek rumah Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap sebagai lambang arsitektur modern. Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat utopia demi kesejahteraan manusia. Tetapi para penghuninya menghancurkan bangunan itu dengan sengaja. Pemerintah mencurahkan banyak dana untuk merenovasi bangunan tsb. Akhirnya, setelah menghabiskan jutaan dollar, pemerintah menyerah. Pada sore hari di bulan Juli 1972, bangunan itu diledakkan dengan dinamit. Menurut Charles Jencks, yang dianggap sebagai arsitek postmodern yang paling berpengaruh, peristiwa peledakan ini menandai kematian modernisme dan menandakan kelahiran postmodernisme Akhirnya, pemikiran postmodern ini mulai mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, dan sosiologi. Postmodern akhirnya menjadi kritik kebudayaan atas modernitas. Apa yang dibanggakan oleh pikiran modern, sekarang dikutuk, dan apa yang dahulu dipandang rendah, sekarang justru dihargai.
E. Asas-asas pemikiran Postmodernisme
ü Penafian terhadap keuniversilan
suatu pemikiran ( totalisme).
ü Penekanan akan terjadinya pergolakan pada identitas
personal maupun sosial secara terus-menerus, sebagai ganti dari permanen yang
amat mereka tentang.
ü Pengingkaran atas semua jenis ideology.
memudarnya kepercayaan pada agama yang
bersifat transenden (meta-narasi); dan diterimanya pandangan pluralisme
relativisme kebenaran
ü Pengingkaran atas setiap
eksistensi obyektif dan kritikan tajam atas setiap epistemology.
ü Pengingkaran akan penggunaan
metode permanen dan paten dalam menilai ataupun berargumen. Semakin terbukanya peluang bagi
klas-klas sosial atau kelompok untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas.
Dengan kata lain, era postmodernisme telah ikut mendorong bagi proses
demokratisasi
ü Konsep berfilsafat pada era
postmodernisme adalah hasil penggabungan dari berbagai jenis pondasi pemikiran
, mereka tidak mau terkungkung dan terjebak dalam satu bentuk pondasi pemikiran
filsafat tertentu.
F. Kritik
Terhadap Postmodernisme
Kalau kita menganalisis asas-asas pemikiran postmodernisme,
maka dapat kita jabarkan sebagai berikut:
ü Manusia postmodernis memandang sesuatu selalu melalui
sudut pandang idealis, bukan realis. Tentu, pada tataran realita tidak mungkin
akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika
setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di alam realita, niscaya
kehancuran yang bakal terwujud, bukan perdamaian.
ü Menurut keyakinan postmodernisme, tidak ada satu hal pun
yang bersifat universal dan permanen. Sedang disisi lain, doktrin mereka,
manusia selalu dituntut untuk selalu mengadakan pergolakan. Lantas, bagaimana
mungkin manusia akan selalu mengadakan pergolakan, sementara tidak ada tolok
ukur jelas dalam penentuan kebenaran akan pergolakan? Bagaimana mungkin manusia
selalu mengkritisi segala argumentasi yang muncul, sedang tidak ada tolok ukur
kebenaran berpikir.
ü Postmodernisme tidak memiliki asas-asas yang jelas
(universal dan permanen). Bagaimana mungkin akal sehat manusia dapat menerima
sesuatu yang tidak jelas asas dan landasannya? Jika jawaban mereka positif,
jelas sekali, hal itu statemen mereka sendiri. Sebagaimana postmodernis
selalu menekankan untuk mengingkari bahkan menentang hal-hal yang bersifat
universal dan permanen
G. Postmodern sebagai Filsafat
Filsafat postmodern
pertama kali muncul di Perancis pada sekitar tahun 1970-an, terlebih ketika
Jean Francois Lyotard menulis pemikirannya tentang kondisi legitimasi era
postmodern, dimana narasi-narasi besar dunia modern (seperti rasionalisme,
kapitalisme, dan komunisme) tidak dapat dipertahankan lagi.
Seperti yang telah
diterangkan diatas, pada awalnya lahir dari kritik terhadap arsitektur modern,
dan harus kita akui kata postmodern itu sendiri muncul sebagai bagian dari
modernitas. Ketika postmodern mulai memasuki ranah filsafat, post dalam
postmodern tidak dimaksudkan sebagai sebuah periode atau waktu, tetapi lebih
merupakan sebuah konsep yang hendak melampaui segala hal modern. Konsep
postmodernitas yang sering disingkat sebagai postmodern ini merupakan sebuah
kritik atas realitas modernitas yang dianggap telah gagal dalam melanjutkan
proyek pencerahannya. Nafas utama dari postmodern adalah penolakan atas
narasi-narasi besar yang muncul pada dunia modern dengan ketunggalan terhadap
pengagungan akal budi dan mulai memberi tempat bagi narasi-narasi kecil, lokal,
tersebar, dan beranekaragam untuk bersuara dan menampakkan dirinya.
C.S. Lewis ketika ia berkata, ketika memperjelas pandangan
Nietzsche sche “My good is my good, and your good is your good” (kebaikanku
adalah kebaikanku, dan kebaikanmu adalah kebaikanmu), atau kalau orang Jakarta
bilang, “gue ya gue, lo ya lo”. Jadi di sini tidak ada standar absolut tentang
benar atau salah dalam postmodern. Mungkin Anda juga pernah mendengar orang berkata
“Mungkin itu benar bagimu, tetapi tidak bagiku” atau “Itu adalah apa yang kamu
rasa benar.” Kebenaran, bagi generasi postmodern adalah relatif, tidak absolut.
H. Kritik postmodern terhadap
narasi-narasi modern
·
Postmodern
dan Kapitalisme
Kapitalisme atau modernisme, menurut
teori ini, menyebabkan manusia dipandang sebagai barang yang bisa
diperdagangkan – nilainya (harganya) ditentukan oleh seberapa besar yang bisa
dihasilkannya. Menurut para pemikir postmodern, modernitas itu ditandai dengan
sifat totaliternya akal budi manusia yang menciptakan sistem-sistem seperti
sistem ekonomi, sosial, politik, dsb. Sistem-sistem itu akhirnya memenjarakan
manusia sendiri sebagai budak dari sistem yang tidak menghargai sama sekali
‘dunia kehidupan’.
·
Postmodern
dan Positivisme
Nietzsche adalah tokoh postmodern
yang temasuk pengkritik pandangan positivisme August Comte. Menurut Comte,
subyek (manusia-red) mampu menangkap fakta kebenaran, sejauh hal itu faktual,
dapat didindara, positif dan eksak. Akan tetapi menurut Nietzsche , manusia
tidak tidak dapat menangkap fakta. Apa yang dilakukan manusia untuk menangkap
objek itu hanyalah sekedar interpretasi. Banyak pernyataan bahwa Nietzsche tidak percaya bahwa kita
bisa mengetahui kebenaran. Fakta kebenaran itu tidak ada, yang ada hanyalah
interpretasi dan dan perspektif. Maka dengan dengan sendirinya tidak ada
kebenaran universal yang tunggal. Penafsiran itu tidak itu tidak menghasilkan
makna final, yang ada hanyalah pluralitas sehingga bagi Nietzsche , kebenaran
adalah suatu kekeliruan yang berguna untuk mempertahankan arus hidup.[7][8]
[1] Bambang
Sugiharto., Postmodernisme - Tantangan bagi Filsafat, Yogyakarta:
Kanisius, 1996
[4] Maksum,
Ali.2009.Pengantar Filsafat : Dari Masa Klasik Hingga Postmodernisme. Ar-Ruzz
Media. Jakarta.
[5] Jean Francois Lyotard,
The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (Minneapolis: University of
Minesota Press,1984)
[7] Ari Purnomo, Narasi Kecil Sebagai
Legitimasi Ilmu Pengetahuan era Postmodern Menurut Jean Francois Lyotard:
Sebuah Skripsi, Yogyakarta: FTW, 2006
[8] Sri Rahayu, Epistimologi Friedrich Wilhelm Nietzsche sche, dalam
Epistimologi Kiri, (Jogjakarta,Ar-Ruuz,2006), Cet. II
izin bagi yaaa kak
ReplyDeleteizin bagi yaaa kak
ReplyDeletelisans satın al
ReplyDeleteyurtdışı kargo
en son çıkan perde modelleri
uc satın al
özel ambulans
minecraft premium
nft nasıl alınır
en son çıkan perde modelleri