Oleh
: Mandala Putra
Rabu
22 Mei 2013
PENETAPAN
TUJUAN AUDIT
A.
Pengertian
dan Jenis-Jenis Audit
·
Definisi
Audit
Menurut Mulyadi difinisi audit adalah Suatu proses
sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadi-kejadian ekonomi dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kreteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan.[1]
Secara
umum pengertian diatas dapat di artikan bahwa auditing proses sistematis yang
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan
mengefaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut, dalam melaksanakan audit factor-faktor tersebut
harus diperhatikan:
1)
Di
butuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kreteria (standar) yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengefaluasi
informasi tersebut,
2)
Penetapan
edintitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk melakukan
lingkup tanggung jawab iditor,
3)
Bahwa
bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kuantitas yang cukup untuk memenuhi
tujuan audit,
4)
Kemampuan
auditor yang memahami kreteria yang digunakan serta sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang diambil.
·
Jenis-jenis
Audit
Operational
audit, terkonsen pada efisiensi dan efectifitas dengan semua sumberdaya yang
digunakan untuk melaksanakan tugas, cakupanya meliputi kesesuaian praktik dan
prosedur dengan peraturan yang ditetapkan
Compliance
audit terkonsentrasi pada cakupan undang-undang, peraturan pemerintah,
pengendalian dan kewajiban badan eksternal lain yang telah diikut.
Project
manajement and change control audit, (dulu dikenal sebagai suatu pengembangan
sistem audit) terkonsentrasi oleh efesiensi dan efektifitas pada berbagai tahap
pengembangan sistem siklus kehidupan yang sedang diselenggarakan.
Internal
control audit terkonsentrasi pada evaluasi struktur pengendalian internal
Financial
audit terkonsentrasi pada kewajaran laporan keuangan yang menunjukan posisi
keuangan, aliran kas dan hasil kinerja perusahaan.
Fraud
audit adalah nonrecurring audit yang dilaksanakan untuk mengumpulkan bukti
untuk menentukan apakah sedang terjadi, telah terjadi atau akan terjadi
kecurangan. Dan penyelesaian hal sesuai dengan pemberian tanggungjawab.
B.
Langkah- Langkah Audit Manajemen
Audit
pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit ini
lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang objek
audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan
pelaksanaan audit ini, antara lain:
1.
Pemahaman
auditor terhadap Objek Audit
Objek
audit meliputi keseluruhan perusahaan dan atau kegiatan yang dikelola oleh
perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya (kapasitas
aktivitas) yang dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Dalam
pembahasan dalam menajer dan supervisor, auditor menjelaskan tujuan, sasaran,
standar operasi, serta resiko bawaannya. Dalam kebanyakan audit, informasi
penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat fungsi dasar manajemen:
a)
Perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan control.
b)
Pengamatan
dalam arti umum, terus dilakukan selama audit pendahuluan.
c)
Melalui
pengamatan yang gigih dan Tanya jawab yang cerdas,
Auditor membuat kesimpulan
sementara secara umum atas pemahamannya terhadap objek audit termasuk indikasi
adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki menjadi dasar dalam membuat
kesimpulan tersebut berbagai temuan yang diperoleh pada tahap ini terutama
indikasi adanya kelemahan-kelemahan yang perlu diperbaiki, digunakan sebagai
dasar sementara untuk menentukan tujuan, ruang lingkup, tujuan audit dan
penentuan criteria serta bukti-bukti yang diperlukan.
Auditor harus mengomunikasikan
dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya
terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efiktif jika dilakuakan secara tertulis,
dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal tersebut:
a)
Informasi
yang mendukung tujuan audit.
b)
Informasi
yang mengarahkan ruang lingkup audit.
c)
Informasi
yang mengarahkan pada tujuan audit.
2.
Penentuan
tujuan audit
Aditur
harus merumuskan tujuan audit yang lebih rinci. Beberapa alasan yang mendasari
diperlukannya audit manajemen termasuk di antaranya:
a)
Terjadinya
pemborosan dan ketidak efisienan pengguna sumber daya perusahaan.
b)
Tujuan
yang telah ditetapkan tidak tercapai
c)
Adanya
alternative yang lebih baik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d)
Terjadinya
penyimpangan dalam penggunaan sumber daya
e)
Adanya
penyimpangan terhadap peraturan dan kebijaksanaan perusahaan
f)
System
informasi dan pelaporan kurang baik.
Dalam merumuskan tujuan ini,
auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut:
a)
Menegdentifikasi
tujuan yang ada, mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas.
b)
Mempertimbangkan
tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
c)
Membahas
dengan member tugas dan pengelola objek audit
Factor-faktor ini memberikan
gambaran kepada auditor tentang apakah audit dapat dilaksanakan dan dapat
terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Auditor harus membedakan tujuan,
sasaran dan standar. Dalam menentukan tujuan audit, auditor harus lebih
menekankan pada aktivitas yang memerlukan perbaikan.
Beberapa hal berikut ini
mengandung risiko kegagalan tinggi terhadap keberhasilan dan pencapain tujuan
audit yang harus diperhatikan auditor:
a)
Tujuan
objek audit yang beranika ragam dan tidak konsisten.
b)
Tujuan
objek audit yang kurang jelas
c)
Kegiatan
objek audit yang rumit dan kompleks.
d)
Pengendalian
yang lemah
e)
Perubahan-perubahan
yang tidak terancana dan perputaran karyawaran yang tinggi.
f)
Perubahan
lingkungan objek audit.
Hasil dari berbagai analisis yang
dilakukan terhadap factor-faktor yang mempengaryhi penetuan tujuan audit, harus
dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk mendapatkan kesamaan sudut
pandang dalam penentuan tujuan audit.
3.
Penetuan
dan ruang lingkup dan tujuan Audit
Ruang
lingkup audit menunjukkan luas (area) dari tujuan audit. Di samping itu,
penetuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah
ditetapkan.
Ruang
lingkup audit manajemen atas:
a)
Bidang
keuangan
b)
Ketaatan
kepada peraturan dan kebijakan perusahaan
c)
Ekonomisasi
d)
Efisiensi
e)
Efektivitas
Tujuan
audit adalah target yang akan di audit. Dalam target ini terkandung pertanyaan
auditor yang jawabanya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil
audit. Elemen-elemen penting dalam setiap tujuan audit:
Ø
Kreteria
Ø
Penyebab
Ø
Akibat
(effect).
C.
Penetapan
Tujuan Audit
Para
Auditor menetapkan tujuan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan
pendekatan siklus, yaitu melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi
yang menghasilakan saldo akhir dan juga melaksanakn pengujian audit atas saldo
akun serta pengungkapan yang terkait:
Ø Tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi
Ø Tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo
Ø Tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan.
Ø
Tujuan
Audit yang Berkaitan dengan Transaksi
Management
Assrtons
|
General
balance related audit objectives
|
-
Keterjadian (Existence)
|
-
Keterjadian (Existence)
|
-
Kelengkapan (Completeness)
|
-
Kelengkapan (completeness)
|
-
Keakuratan (Accuracy)
|
-
Keakuratan (accuracy)
Posting and summarization
|
-
Klasifikasi (Classification)
|
-
Klasifikasi (classification)
|
-
Cutoff
|
-
penetapan waktu
|
Ø
tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo
Tujuan ini memberikan kerangka
kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang mencukupi
berkaitan dengan saldo akun.
Management
Assrtons
|
Management
Assertions General Balance
Related
Audit Objectives
|
-
Eksestensi
(Existence)
|
-
Eksestensi
(Existence)
|
-
Kelengkapan
(Completeness)
|
-
Kelengkapan
(Completeness)
|
-
Penilaian
dan alokasi (Valuation or allocation)
|
_
|
-
Hak
dan kewajiban (Rights and Obligationst)
|
-
Hak
dan kewajiban (Rights and Obligationst)
|
Ø
Tujuan
Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama, yaitu:
Conformance
(Kesesuaian). Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk
memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, yaitu: Confidentiality
(Kerahasiaan), Integrity (Integritas), Availability (Ketersediaan) dan
Compliance (Kepatuhan).
Performance
(Kinerja). Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk
memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, yaitu: Effectiveness (Efektifitas),
Efficiency (Efisiensi), Reliability (Kehandalan).
DEFINISI AUDIT SISTEM INFORMASI
Merupakan suatu proses
pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti yang dilakukan oleh pihak yang
independen dan kompeten untuk mengetahui apakah suatu sistem informasi dan
sumber daya terkait, secara memadai telah dapat digunakan untuk:
Melindungi
aset,
Menjaga
integritas dan ketersediaan sistem dan data,
Menyediakan
informasi yang relevan dan handal,
Mencapai
tujuan organisasi dengan efektif,
Menggunakan
sumber daya dengan efisien.
Ø
Manfaat
Penetapan Tujuan Audit
1. Membantu,
memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti audit
2. Mencapai
hasil audit yang diinginkan
3. Menghasilkan
bukti audit yang konsisten
4. Menjadi
ukuran atas mutu audit kenerja yang harus ditunjukkan pada akhir audit.( kertas
kerja audit yang di dalam auditur).
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyadi,(1990), Pemeriksaan
akuntan, edisi III Yogyakarta: Bagian penerbit sekolah tinggi ilmu ekonomi
YKPN, hal, 4.
Mulyadi, Auditing,
edisi ke-6, Jakarta: PT. Salemba Emban Patria, 2002.
[1]
Mulyadi,(1990), Pemeriksaan akuntan, edisi III Yogyakarta: Bagian
penerbit sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN,
hal, 4.
Comments
Post a Comment