Oleh : Mandala Putra
Senin 20 Mei 2013
Teori
Permintaan Dalam Ekonomi Islam
A.
Pengertian Pembahasan
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta
pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah
sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu.
Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang
bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai
penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya
akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari
tawar-menawar yang alot.[1]
B.
Hukum Permintaan
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga
semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya.
Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan
sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan
(keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi
maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas,
namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang
yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga
yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai
pengganti barang yang harganya mahal.[2]
C.
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Permintaan
1.
Perilaku konsumen / selera konsumen
, Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno
2.
Ketersediaan dan harga barang
sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3.
Pendapatan/penghasilan
konsumen,Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak
barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang
mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4.
Perkiraan harga di masa depan,
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau
membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5.
Banyaknya/intensitas kebutuhan
konsumen, Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker
pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah,
timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat
tinggi dibandingkan bulan lainnya.
D.
Permintaan menurut Ekonomi
Konvensional
Konsep permintaan merupakan hubungan antara jumlah barang
yang diminta (Qd) dengan harga (P) berbagai tingkat harga. Hukum permintaan (law
of demand) menerangkan bahwa dalam keadaan hal lain tetap (cateris
paribus) apabila harga naik, maka permintaan terhadap suatu barang akan
berkurang, dan sebaliknya apabila harga turun, maka permintaan terhadap suatu
barang akan meningkat.
Dalam grafik diatas menunjukkan bahwa pada saat harga turun
dari P1 ke P2, maka permintaan terhadap suatu barang meningkat dari Q1 ke Q2.
Bentuk kurva permintaan diatas arahnya turun, yaitu dari kiri atas ke kanan
bawah ( downward sloping to the right) yang menunjukkan bahwa hubungan
antara harga dengan permintaan merupakan hubungan yang terbalik (negatif).
Secara
matematis, hubungan antara permintaan dengan harga dapat dinyatakan dalam
sebuah persamaan :
· Apabila kurva berbentuk hiperbola
(melengkung), maka :
· namun untuk menyederhanakan, garis
melengkung di daerah yang penting didekati dengan persamaan garis lurus.
· Pada dasarnya ada tiga alasan yang
menerangkan hukum permintaan seperti diatas, yaitu :
1.
Pengaruh penghasilan (income
effect)
Apabila suatu harga barang naik, maka dengan uang yang sama
orang akan mengurangi jumlah barang yang akan dibeli. Sebaliknya, jika harga
barang turun, dengan anggaran yang sama orang bisa membeli lebih banyak barang.
2.
Pengaruh substitusi (substitution
effect)
Jika harga suatu barang naik, maka orang akan mencari barang
lain yang harganya lebih murah tetapi fungsinya sama. Pencarian barang lain itu
merupakan substitusi.
3.
Penghargaan subjektif (Marginal
Utility)
Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar konsumen untuk
barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan dari barang tersebut. Makin
banyak dari satu macam barang yang dimiliki, maka semakin rendah penghargaan
terhadap barang tersebut. Ini dinamakan Law of diminishing marginal utility.
Perubahan pada tingkat harga akan memindahkan titik
permintaan dalam suatu kurva permintaan, sedangkan perubahan pada faktor selain
harga (misalnya pendapatan) akan menggeser kurva permintaan
Selain
harga barang itu sendiri, faktor – faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan
antara lain:
a.
Harga barang lain.
Permintaan akan dipengaruhi juga oleh harga barang lain.
Dengan catatan barang lain itu merupakan barang substitusi (pengganti) atau
pelengkap (komplementer). Apabila barang substitusi naik, maka permintaan
terhadap barang itu sendiri akan meningkat. Sebaliknya, apabila harga barang
substitusi turun, maka permintaan terhadap barang itu sendiri akan turun.
b.
Tingkat pendapatan
Tingkat pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli
konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, daya beli konsumen kuat, sehingga
akhirnya akan mendorong permintaan terhadap suatu barang.
c.
Selera, kebiasaan, mode
Selera, kebiasaan, mode atau musim juga akan memengaruhi
permintaan suatu barang. Jika selera masyarakat terhadap suatu barang
meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan meningkat.
d.
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk mencerminkan jumlah pembeli. Sifat hubungan
jumlah penduduk dengan permintaan suatu barang adalah positif, apabila
jumlah penduduk
e.
Perkiraan harga dimasa datang
Apabila kita memperkirakan harga suatu barang di masa
mendatang naik, kita lebih baik membeli barang tersebut sekarang guna menghemat
belanja di masa mendatang, maka permintaan terhadap barang itu sekarang akan
meningkat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara permintaan
dan perkiraan harga di masa mendatang adalah positif.
E.
Permintaan menurut Ekonomi
Islam
1.
Permintaan Terhadap Barang Halal
Permintaan terhadap barang halal sama dengan
permintaan dalam ekonomi pada umumnya, yaitu berbanding terbalik terhadap
harga, apabila harga naik, maka permintaan terhadap barang halal tersebut
berkurang, dan sebaliknya, dengan asumsi cateris paribus.[3]
Apabila pilihan konsumen pada barang halal dan halal, maka
kurva permintaannya sebagai berikut :
2.
Permintaan Barang Halal dalam
Pilihan Halal-Haram
Apabila menghadapi pilihan antara barang halal dan haram,
maka optimal solutionnya adalah corner solution, yaitu keadaan
dimana kepuasan maksimal terjadi di kurva indiferen dengan konsumsi barang
haramnya di titik 0. Dengan kata lain, gunakan anggaran untuk mengkonsumsi
barang halal seluruhnya.
Apabila Y adalah barang haram dan X adalah barang halal,
maka optimal solution nya adalah pada titik dimana konsumsi barang haram
berada di titik O.
Ibnu
Taimiyyah (1263-1328 M) dalam kitab Majmu’ Fatawa menjelaskan,
bahwa hal-hal yang mempengaruhi terhadap permintaan suatu barang antara lain:
1.
Keinginan atau selera
masyarakat (Raghbah) terhadap berbagai jenis barang yang berbeda dan
selalu berubah-ubah. Di mana ketika masyarakat telah memiliki selera terhadap
suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap barang
tersebut.
2.
Jumlah para peminat (Tullab)
terhadap suatu barang. Jika jumlah masyarakat yang menginginkan suatu barang
semakin banyak, maka harga barang tersebut akan semakin meningkat. Dalam hal
ini dapat disamakan dengan jumlah penduduk, di mana semakin banyak jumlah penduduk
maka semakin banyak jumlah para peminat terhadap suatu barang.
3.
Kualitas pembeli (Al-Mu’awid).
Di mana tingkat pendapatan merupakan salah satu ciri kualitas pembeli yang
baik. Semakin besar tingkat pendapatan masyarakat, maka kualitas masyarakat
untuk membeli suatu barang akan naik.
4.
Lemah atau kuatnya kebutuhan
terhadap suatu barang. Apabila kebutuhan terhadap suatu barang tinggi, maka
permintaan terhadap barang tersebut tinggi.
5.
Cara pembayaran yang dilakukan,
tunai atau angsuran. Apabila pembayaran dilakukan dengan tunai, maka permintaan
tinggi
6.
Besarnya biaya transaksi. Apabila
biaya transaksi dari suatu barang rendah, maka besar permintaan meningkat.
F.
Perbedaan Teori Permintaan
Konvensional dengan Permintaan Islami
Definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan, antara
permintaan konvensional dan islam mempunyai kesamaan. Ini dikarenakan bahwa
keduanya merupakan hasil dari penelitian kenyataan dilapangan (empiris) dari
tiap-tiap unit ekonomi.
Namun
terdapat perbedaan yang mendasar di antara keduanya, diantaranya :
a.
Perbedaan utama antara kedua teori
tersebut tentunya adalah mengenai sumber hukum dan adanya batasan syariah dalam
teori permintaan Islami. Permintaan Islam berprinsip pada entitas utamanya
yaitu Islam sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing oleh Allah SWT.
Permintaan Islam secara jelas mengakui bahwa sumber ilmu tidak hanya berasal
dari pengalaman berupa data-data yang kemudian mengkristal menjadi teori-teori,
tapi juga berasal dari firman-firman Tuhan (revelation), yang
menggambarkan bahwa ekonomi Islam didominasi oleh variabel keyakinan religi
dalam mekanisme sistemnya.[4]
Sementara itu dalam ekonomi konvensional filosofi dasarnya
terfokus pada tujuan keuntungan dan materialme. Hal ini wajar saja karena
sumber inspirasi ekonomi konvensional adalah akal manusia yang tergambar pada
daya kreatifitas, daya olah informasi dan imajinasi manusia. Padahal akal
manusia merupakan ciptaan Tuhan, dan memiliki keterbatasan bila dibandingkan
dengan kemampuan
b.
Konsep permintaan dalam Islam
menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi maupun digunakan,
dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah berfirman dalam
Surat Al-Maidah ayat 87, 88 :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan
apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Oleh karenanya dalam teori permintaan Islami membahas
permintaan barang halal, barang haram, dan hubungan antara keduanya. Sedangkan
dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi
atau digunakan.
c.
Dalam motif permintaan Islam
menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut sedangkan
motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kepuasan
(interest). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten
dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
d.
Permintaan Islam bertujuan
mendapatkan kesejahteraan atau kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan
dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu kehidupan
akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal
untukkehidupan akhirat.
Daftar Pustaka
1.
Adiwarman Karim; Ekonomi Mikro
Islami. IIIT Indonesia. Jakarta. 2003 Press. Jakarta. 2001
2.
T. Gilarso SJ ; Pengantar ilmu
Ekonomi Mikro. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2003
3.
Rahardja dan Manurung; Uang,
perbankan dan ekonmi moneter. Fakultas Ekonomi UI. Jakarta. 2004.
4.
N. Gregory Mankiw; Principle of
Microeconomics. jilid 1. edisi terjemahan. Erlangga. Jakarta. 1998.
5.
Syafi’i Antonio; Bank Syariah Dari
Teori Ke Praktek. Gema Insani Press. Jakarta. 2001.
Comments
Post a Comment